![]() |
Bandar Udara Komodo Labuan Bajo |
Mungkin Anda tidak akan pernah
mengenal sebuah daerah bernama Labuan Bajo, sampai ketika Anda memutuskan untuk
pergi ke Pulau Komodo. Labuan Bajo adalah sebuah pelabuhan di ujung barat Pulau
Flores di Nusa Tenggara Timur. Pelabuhan ini menjadi pintu masuk pariwisata ke
kawasan Taman Nasional Komodo. Akses menuju tempat ini bisa dikatakan tidak
terlalu susah. Ada beberapa maskapai yang terbang dan mendarat di Bandara
Komodo Labuan Bajo. Beberapa di antaranya Merpati, Trans Nusa, dan Aviation
Sky. Jaraknya hanya sekitar 1,5 jam penerbangan dari Denpasar. Atau Anda juga
bisa mendarat di pelabuhan Labuan Bajo menggunakan kapal feri yang berangkat
dari Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat.
Kampanye pemenangan Pulau Komodo
sebagai bagian dari salah satu keajaiban dunia lah yang membuat saya memutuskan
harus menuju ke tempat ini. Meskipun sangat ramai dengan aktifitas pariwisata,
terutama di bulan Mei – Agustus namun daerah ini masih berupa sebuah daerah
yang sederhana. Selama perjalanan dari bandara, saya bisa melihat banyak
rumah-rumah penduduk yang berasal dari kayu, beberapa bagiannya masih berupa
hutan. Daerah paling ramai tentu saja di sekitar pelabuhan, beberapa penginapan
sederhana berjejer dan berdesakan dengan rumah warga di sana. Saat saya ke sana
satu bulan yang lalu bahkan trotoar baru saja dibangun di daerah ini, padahal
daerah ini adalah pusat pariwisata di Labuan Bajo. Begitu juga dengan sebuah bangunan
kantor pos yang nampak masih baru. Perbincangan saya dengan salah seorang warga
menuturkan bahwa jalan aspal di pinggir pelabuhan ini baru saja dibangun
sekitar 8 tahun yang lalu. Pasca pemekaran daerah sekitar 8 tahun yang lalu,
Labuan Bajo menjadi ibukota dari Kabupaten Manggarai Barat, terlepas dari Ruteng
yang saat itu menjadi ibukota Kabupaten Manggarai. Nampaknya pemekaran
kabupaten tersebut yang kemudian membuat pemerintah lokal mampu memaksimalkan
pembangunan di Labuan Bajo.
Sebagian warganya masih hidup
sebagai nelayan. Beberapa hasil tangkapannya seperti gurita menjadi komoditas
ekspor yang sebelumnya diangkut ke Bali atau Surabaya. Namun kehidupan di
Labuan Bajo nampaknya sedang mengalami pergeseran, beberapa warganya memutuskan
untuk terjun ke bidang pariwisata. Beberapa hotel dan penginapan berdiri di sana, dari yang kelas melati sampai kelas
hotel berbintang. Beberapa kios pun berdiri menjajakan jasa wisata atau sekedar
menjual souvenir. Sebuah daerah yang sedang bergeliat menyesuaikan diri dengan
para wisatawan yang terus menerus berdatangan ke daerah mereka. Daerah yang
menjadi salah satu daerah potensial wisata dalam beberapa waktu ke depan. Harga
tanah dan komoditi mulai meningkat. Semoga bisa berdampak positif bagi warga di
sana.
![]() |
suasana pelabuhan Labuan Bajo |
Satu hal yang akan terus saya ingat
tentang Labuan Bajo adalah para calo. Sedikitnya informasi di internet mengenai
perjalanan ke Pulau Komodo membuat saya benar-benar buta ketika baru saja
mendarat ke Bandar Udara Komodo Labuan Bajo. Dan yang menyambut saya pertama
kali ketika sampai di bandara adalah para calo yang sudah berjibun menunggu di
depan pintu kedatangan. Saran saya, rencanakan di mana Anda akan menginap di
Labuan Bajo. Banyak sekali pilihan penginapan di sana. Ada beberapa penginapan
yang juga menempel informasi tentang mereka di ruang kedatangan bandara. Jika sudah
mempunyai tujuan, tanyakan pihak penginapan dengan apa Anda akan kesana, dan
berapa ongkosnya, atau kalau perlu minta dijemput. Hal ini untuk menghindarkan
Anda “ditembak” di tempat tujuan dengan harga transportasi yang mahal.
Saya memutuskan untuk menginap di
Hotel Komodo Indah. Sebuah tempat penginapan sederhana, bukan hotel menurut
saya, tapi itulah namanya. Berada di dekat pelabuhan, yang menjadi pusat di
kota tersebut memudahkan Anda untuk berjalan-jalan mencari makan atau mencari
informasi pariwisata di sekitar pelabuhan. Tarif di penginapan ini dimulai dari
80rb/malam nya. Tanyakan pada tukang ojek, mereka pasti tahu penginapan ini,
Hotel Komodo Indah, milik Pak Haji.
Bahkan ketika di hotel pun, pasti
akan ada orang yang tiba-tiba mendatangi Anda menanyakan apakah Anda sudah
membooking livingboard untuk menuju Pulau Komodo/Pulau Rinca. Harga dari tiap
paket yang mereka tawarkan pun sangat bervariasi. Untung Mas Teddy, orang yang
mengelola penginapan ini, memberi banyak informasi kepada saya. Dia menyarankan
saya untuk berjalan di sekitar pelabuhan dan bertanya kepada tiap-tiap biro perjalanan, dan cari harga yang paling
murah. Sore hari pun saya kemudian memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar
dermaga pelabuhan sekalian mencari informasi mengenai harga untuk tiap paket
perjalanan menuju Pulau Komodo. Harga awal yang saya dapat adalah harga Rp
1,6jt utk dua orang. Dengan paket perjalanan 2 hari 1 malam, Pulau Rinca – Pink
Beach – Pulau Kalong – Pulau Komodo – Manta Point – Pulau Kanawa. Namun saya
belum menyerah untuk mencari ke agen-agen lain. Sampai akhirnya saya mendapatkan
sebuah agen perjalanan yang sudah mempunyai 3 tamu wisatawan asing, dan tentu
saja saya kemudian mendapatkan harga yang lebih murah. Saya mendapatkan harga
500rb/orang dengan paket yang sama 2 hari 1 malam.
Setelah puas mendapatkan
livingboard dengan harga yang cukup murah untuk keesokan harinya, saya kemudian
memutuskan untuk mencari makan malam. Sebuah keputusan yang susah, karena tidak
banyak rumah makan di sana. Beberapa restoran dan kafe nampaknya cocok untuk budget
wisatawan asing, dan akan sedikit mahal untuk wisatawan lokal seperti saya.
Sampai akhirnya saya menemukan sebuah warung makan seafood bernama Cahya Jakarta, harganya relatif murah dibanding
restoran lain di sekitar pelabuhan, namun rasanya sangat enak (menurut saya).
Cumi goreng mentega dan Sapi goreng lada hitam-nya dicampur dengan sambal khas
daerah sana yang sangat reccomended! Banyak
cafe dan bar di sekitar sana yang menyediakan bir, cukup identik dengan
kafe-kafe di daerah Sosrowijayan di Jogja, lumayan untuk menghabiskan malam di
pinggir pelabuhan. Setelah itu saatnya untuk kembali pulang ke penginapan,
beristirahat guna perjalanan liveabroad selama 2 hari 1 malam, perjalanan
sesungguhnya untuk bertemu komodo!
![]() |
salah satu kapal yang merapat di kala malam hari di Labuan Bajo |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar