Perjalanan dimulai pukul 8.00
pagi. Semalam sebelumnya hujan deras melanda Labuan Bajo hampir semalaman
penuh. Untung bagi saya karena di pagi harinya cuaca agak bersahabat, hanya
gerimis-gerimis kecil. Sepanjang perjalanan saya hanya bisa berharap cuaca akan
lebih membaik. 2 jam perjalanan menuju Pulau Rinca saya disuguhi pemandangan
pelabuhan Labuan Bajo. Awalnya saya sedikit mual dengan diombang ambingnya
kapal ini karena arus yang cukup besar. Namun kemudian nampaknya saya terbiasa,
bahkan sampai 3 hari di kapal J
![]() |
kiri-kanan: saya, Daniela, Mas Kiran (kapten kapal), Peter, dan Tony. Dan Diah pacar saya yang mengambil foto =D |
Pulau Rinca
Pulau Rinca adalah pulau terluar
dari Taman Nasional Pulau Komodo, sehingga paling mudah dijangkau dari Labuan
Bajo. Pulau ini juga menjadi habitat hidup populasi komodo. Oleh sebab itu,
terkadang beberapa wisatawan hanya pergi ke pulau ini saja, selain jaraknya
yang dekat tentu saja ongkos yang lebih murah. Sesampainya di Loh Buaya
(dermaga Pulau Rinca) saya dan rombongan kemudian harus berjalan beberapa meter
untuk sampai di Pos Awal. Di sini kita diharuskan membayar retribusi atau
apapun lah itu namanya. Biaya ini berlaku untuk perjalanan selanjutnya ke Pulau
Komodo, jadi simpan baik2 bukti pembayaran tersebut.
Di pos ini sempat terjadi
perdebatan kecil, dikarenakan terdapat aturan baru per 1 Maret 2012 tentang
biaya masuk bagi wisatawan lokal sebesar Rp 20.000 dan wisatawan mancanegara
sebesar Rp. 50.000. Sebelumnya, setahu saya bea masuk untuk wisatawan lokal
sebesar Rp 2.500 dan wisatawan mancanegara Rp. 20.000. Tapi anehnya, di sini
pengelola TNK (Taman Nasional Komodo) menarik bea masuk lama, lalu ditambah bea
masuk yang ditarik oleh pegawai kabupaten Manggarai Barat. Nampaknya ada
sedikit kurang koordinasi antar kedua lembaga ini. Belum lagi biaya boat parking sebesar Rp. 50.000/rombongan. Saya pun sedikit
merasa malu dengan tiga orang asing di rombongan saya, karena biaya yang tidak
jelas ini. Lalu kita juga harus membayar fee
untuk ranger yang akan menemani saya dan rombongan selama treking di Pulau
Rinca. Jadi ranger ini semacam guide sekaligus
pawang. Biaya yang harus dibayarkan adalah Rp 50.000/rombongan. Jadi total saya
sebagai wisatawan lokal harus membayar Rp. 42.500, cukup mahal memang. Itu saja
masih untung karena saya tidak dikenakan biaya kamera yang saya sembunyikan di
dalam tas. Jadi saya berbohong dengan petugas di Pos pembayaran dengan
mengatakan bahwa saya dan rombongan tidak membawa kamera. Bayangkan jika satu
kamera saja diberi ongkos masuk sebesar Rp. 50.000. Padahal ongkos bea masuk
pun sudah tidak jelas dengan standar ganda semacam itu. Setelah selesai urusan
administrasi, dan sedikit briefing oleh ranger, kami serombongan kemudian
memilih treking jalur panjang.
![]() |
ranger yang saat itu menemani saya dan rombongan |
Setelah puas berfoto-foto kami kemudian melanjutkan perjalanan. Treking panjang ini akan memakan waktu sekitar 2 jam. Jadi persiapkan diri Anda sebelum melakukan treking. Selain komodo, kita juga akan menemui monyet, beberapa jenis burung, dan banteng yang hidup di alam bebas. Saya cukup beruntung karena di tengah perjalanan tersebut saya dan rombongan berhasil menemukan seekor komodo yang sedang menggali lubang mencari telur komodo lain untuk dimakan. Kenapa cukup beruntung? Bisa menemukan satu komodo di treking ini saja sudah beruntung, apalagi ketika mereka sedang beraktivitas normal. Perlu diingat, ini treking alam bebas bukan kebun binantang, jadi jangan kecewa kalau Anda sedang tidak beruntung dan tidak menemukan komodo saat treking. Kalau mau ketemu komodo ya bawa apa gitu yang berdarah-darah. Dijamin tidak perlu mencari, mereka yang akan menghampiri =D
![]() |
komodo yang menggali lubang mencari telur untuk dimangsa |
Pink Beach
2 jam perjalanan dari Pulau Rinca
saya kemudian sampai di Pink Beach. Sebuah pantai indah, nan terpencil di
perairan Flores. Pantai ini juga sering disebut dengan sebutan Pantai Merah
oleh penduduk sekitar. Warna merah atau pink ini diambil dari pasir pantainya
yang memang berwarna pink. Iya, saya tidak bohong. Sangat cantik memang! Warna
merah ini berasal dari serpihan batu merah yang tersebar di sepanjang pantai.
Batu berwarna merah ini sangat langka dan hanya dijumpai di beberapa pantai di
dunia. Selain pemandangan pantai dan pasirnya, Pink Beach juga terkenal dengan
taman bawah lautnya yang sangat indah. Sehingga tempat ini menjadi spot yang
sangat baik untuk melakukan snorkeling. Dengan air yang jernih dan batu coral
nya yang berwarna-warni menjadi habitat hidup ratusan ikan kecil yang sangat
membuat kita seolah berenang di aquarium pribadi.
![]() |
dari atas kapal sudah terlihat jelas terumbu di dasar air |
![]() |
penduduk asli pulau komodo yang menjajakan souvenir |
Pulau Kalong
1 jam kami menuju sebuah pulau
yang dinamakan Pulau Kalong. Pulau ini bernama demikian dikarenakan banyak
burung kalong yang hidup di pulau tersebut. Dan ketika malam, ratusan dari
mereka akan keluar dari sarangnya. Perairan di sini cukup tenang karena
dikelilingi beberapa pulau kecil lainnya. Sehingga menjadikan tempat ini
sebagai tempat yang cocok untuk bermalam. Beberapa kapal juga berkumpul di
tempat ini. Mereka saling mengikatkan kapal satu sama lain, agar semakin kokoh
menahan arus. Di pulau ini ini juga merupakan tempat favorit untuk mengambil
foto sunset, namun saat saya mencapai
sana hari sudah terlanjur gelap.
![]() |
senja di perairan Pulau Kalong |
Seketika makan malam sudah
dihidangkan. Setelah makan malam kami pun kembali bercerita, sambil minum bir.
Dan sesekali Tony si orang Australia bernyanyi untuk kami. Mulai dari Elvis
Presley sampai Whitney Houston. Pukul 23.00 kemudian kami memutuskan untuk
tidur. Cukup nyaman dikarenakan crew kapal menyediakan matras, kasur, bantal,
dan bahkan selimut. Hari yang menyenangkan diakhiri dengan tidur di atas laut!
Wah harus berenang ke tepian agar bisa mencapai pantai Pink....lalu bagaimana dengan saya yang tidak bisa berenang? apakah ada cara lain?
BalasHapusbagi yang tidak bisa berenang:
Hapus1. coba minta life jacket ke anak buah kapal, karena seharusnya disediakan oleh tiap livingboat..atau
2. semisal Anda beruntung bertemu penjaja merchandise, penduduk asli Komodo seperti foto di atas, Anda bisa menumpang perahu nya untuk menuju tepian. tapi tentu dengan membayarnya
tapi saran pertama lebih saya anjurkan, karena Anda bisa snorkeling sekalian menuju tepian pantai tersebut. dan pemandangannya ciamik! :D
btw terimakasi sudah mampir ke blog saya :)
Hapus